“Dia terlihat sangat percaya diri, ambisius, dan punya visi besar. Tapi kenapa timnya justru cepat lelah dan banyak yang keluar?”
Fenomena pemimpin dengan kecenderungan narsistik memang sering membingungkan. Di satu sisi, mereka tampak karismatik dan meyakinkan. Namun di sisi lain, relasi kerja yang mereka bangun justru penuh tekanan dan emosional draining. Apakah narsisis bisa menjadi pemimpin yang efektif? Mari kita bahas dari sudut pandang psikologi.
Ciri Pemimpin dengan Narsistic Personality Traits
- Terlalu percaya diri dan haus pengakuan
- Kurang empati terhadap perasaan tim
- Kesulitan menerima kritik, cenderung menyalahkan
- Mengambil kredit, tapi enggan bertanggung jawab saat gagal
Menurut American Psychological Association, karakter seperti ini sering muncul pada individu dengan Narcissistic Personality Disorder (NPD), terutama dalam lingkungan kerja yang kompetitif.
Kenapa Mereka Bisa Terlihat Menonjol di Awal?
Kepercayaan diri tinggi, kemampuan public speaking yang baik, dan keberanian mengambil keputusan membuat narsisis sering disalahartikan sebagai pemimpin hebat. Menurut riset dari Journal of Applied Psychology, individu narsistik cenderung lebih cepat naik jabatan karena agresif dalam mempromosikan diri sendiri dan terlihat dominan.
Namun, Apa yang Terjadi Setelahnya?
- Anggota tim mengalami burnout karena terus-menerus ditekan
- Tingkat turnover tinggi karena minimnya rasa aman psikologis
- Inovasi terhambat karena kritik tidak ditoleransi
- Atmosfer kerja dipenuhi politik kantor dan persaingan tidak sehat
Dalam jangka panjang, efektivitas kerja justru menurun meski pencitraan terlihat hebat di permukaan.
Dampak Psikologis Bagi Tim
Tim yang dipimpin oleh narsisis rentan mengalami:
- Kecemasan dan kelelahan mental
- Kehilangan rasa percaya diri karena terus dibandingkan
- Merasa tidak pernah cukup baik, meski sudah berprestasi
Hal ini menciptakan budaya kerja yang tidak sehat dan tidak berkelanjutan.
Jadi, Apakah Semua Pemimpin Karismatik Narsistik?
Tidak. Pemimpin karismatik yang sehat tetap memiliki:
- Empati tinggi
- Kesadaran diri untuk menerima kritik
- Fokus membangun tim, bukan hanya menaikkan citra pribadi
Perbedaannya ada pada intensi dan konsistensi perilaku jangka panjang.
Tips Jika Kamu Bekerja dengan Pemimpin Narsisis
- Tetapkan batas profesional, jangan terlalu personal
- Dokumentasikan komunikasi penting dan instruksi kerja
- Jangan bergantung pada validasi dari atasan, bangun self-worth sendiri
- Cari mentor atau support system di luar struktur langsung
Kesimpulan – Tampil Memukau Belum Tentu Membangun
Jangan biarkan kesan pertama menipu. Pemimpin yang karismatik memang menarik, tapi hanya kepemimpinan yang penuh empati dan tanggung jawab yang benar-benar membangun tim yang sehat.
Efektivitas sejati tidak datang dari dominasi, tapi dari koneksi dan kepercayaan.
Referensi:
- American Psychological Association. (2023). Leadership and Narcissism in Organizational Settings.
- Grijalva, E. et al. (2015). Narcissism and Leadership: A Meta-Analytic Review. Journal of Applied Psychology.
- Durvasula, R. (2019). Don’t You Know Who I Am?