Narsisisme adalah kondisi yang sering terbentuk sejak masa kanak-kanak. Mengenali tanda-tanda narsisisme pada anak sejak dini sangat penting untuk mencegah perkembangan perilaku yang dapat mengganggu kehidupan mereka di masa depan. Artikel ini akan membahas tujuh tanda paling umum narsisisme pada anak dan bagaimana cara membedakannya dari perilaku anak yang normal.
1. Kurangnya Rasa Terima Kasih
Anak-anak normal cenderung menunjukkan rasa terima kasih dan penghargaan atas perhatian yang mereka terima dari orang tua atau orang lain di sekitarnya. Mereka memahami bahwa perhatian dan kasih sayang adalah hal yang berharga dan patut disyukuri. Sebaliknya, anak dengan kecenderungan narsistik seringkali melihat perhatian sebagai sesuatu yang mereka berhak dapatkan tanpa harus menunjukkan rasa terima kasih. Mereka menganggap perhatian sebagai hak, bukan sebagai bentuk kasih sayang yang diberikan oleh orang lain.
2. Rasa Superioritas
Anak-anak yang tidak narsistik biasanya bercita-cita menjadi hebat dan mungkin bermain peran sebagai pahlawan super dalam permainan mereka. Mereka menyadari bahwa ini hanya permainan dan bagian dari imajinasi mereka. Namun, anak narsisis sering merasa bahwa mereka sudah hebat dan superior dibandingkan orang lain di sekitarnya. Mereka cenderung memperlakukan teman-teman mereka sebagai orang yang lebih rendah dan tidak setara.
3. Rasa Hak
Anak normal memahami bahwa untuk mendapatkan sesuatu, mereka harus bekerja atau berusaha. Mereka belajar bahwa ada proses timbal balik dalam mendapatkan apa yang mereka inginkan. Anak narsisis, di sisi lain, percaya bahwa mereka berhak mendapatkan apa pun yang mereka inginkan tanpa perlu berusaha. Mereka merasa bahwa hak tersebut adalah sesuatu yang otomatis mereka miliki.
4. Harapan dan Kebutuhan yang Realistis
Anak-anak normal memiliki harapan dan kebutuhan yang sesuai dengan usia mereka. Mereka memahami bahwa tidak semua keinginan mereka bisa terpenuhi dan belajar untuk beradaptasi dengan keadaan. Anak narsisis biasanya memiliki harapan yang tidak realistis terhadap orang lain. Mereka menginginkan dunia melayani mereka dan sering kali menuntut orang lain untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka tanpa memperhatikan kesulitan atau batasan yang ada.
5. Hubungan dengan Teman dan Keluarga
Anak-anak normal mampu membangun dan memelihara hubungan yang sehat dengan teman dan keluarga mereka. Mereka belajar untuk berinteraksi dengan cara yang positif dan saling memberi. Sebaliknya, anak narsisis sering kali mengalami kesulitan dalam membuat dan mempertahankan teman. Hubungan mereka dengan anggota keluarga juga cenderung menuntut dan tegang, karena mereka sering kali mengharapkan lebih banyak perhatian dan pelayanan daripada yang dapat diberikan oleh orang lain.
6. Kecemasan terhadap Pemisahan
Anak-anak normal mungkin merindukan anggota keluarga mereka jika terpisah, tetapi mereka dapat mengekspresikan emosi ini dengan cara yang sehat dan mengatasinya dengan baik. Anak narsisis, di sisi lain, sering mengalami kecemasan pemisahan yang berlebihan dan merasa seperti ditinggalkan. Mereka bereaksi dengan emosi yang kuat dan sulit ditenangkan ketika terpisah dari orang yang mereka anggap penting.
7. Sifat Eksploitatif
Anak normal belajar bahwa hubungan sosial adalah masalah memberi dan menerima. Mereka memahami bahwa tidak pantas untuk memanfaatkan orang lain demi kepentingan pribadi. Anak narsisis melihat orang lain sebagai perpanjangan dari diri mereka sendiri dan mengharapkan orang lain untuk memberi mereka apa yang mereka inginkan tanpa perlu memberikan imbalan. Mereka cenderung memanfaatkan orang lain tanpa memperhitungkan perasaan atau kebutuhan orang tersebut.
Kesimpulan
Mengenali tanda-tanda narsisisme pada anak sejak dini sangat penting untuk mengatasi dan mencegah perkembangan perilaku yang negatif. Dengan memahami perbedaan antara perilaku narsistik dan perilaku anak yang normal, orang tua dapat lebih bijaksana dalam mendidik dan memberikan bimbingan yang tepat bagi anak-anak mereka.