Berhenti Menghukum Diri Sendiri Karena Masa Lalu

Npd featured image 31 converted

“Kenapa aku bisa sebodoh itu dulu?”

Pertanyaan seperti itu sering muncul dari orang-orang yang telah bertahun-tahun hidup dalam manipulasi seorang narsisis. Setelah hubungan berakhir, bukan rasa lega yang langsung muncul — melainkan penyesalan dan kemarahan pada diri sendiri.

Tapi kamu harus tahu, itu bukan tanda kelemahan. Itu tanda kamu sedang menyembuhkan luka yang tak pernah kamu izinkan untuk bicara.

Mengapa Kita Sulit Memaafkan Diri Sendiri?

  • Karena selama ini kamu terus diberi pesan bahwa kamu salah — bahkan saat kamu tidak tahu apa yang terjadi
  • Gaslighting membuatmu kehilangan kepercayaan pada intuisi dan pikiranmu sendiri
  • Trauma bonding menciptakan ikatan emosional yang membuatmu merasa “bersalah jika meninggalkan”

Menurut Dr. Janina Fisher, trauma sering menumbuhkan rasa malu yang tidak proporsional, dan itu membuat seseorang menghukum dirinya terus-menerus bahkan setelah lepas dari pelaku.

Memaafkan Bukan Berarti Melupakan

Maaf bukan berarti membenarkan apa yang pernah terjadi. Tapi itu adalah keputusan untuk melepaskan beban emosi yang terus menyalahkan diri atas hal yang sebenarnya bukan tanggung jawabmu.

Kamu tidak lemah karena bertahan. Kamu kuat karena sekarang mulai sadar dan ingin berubah.

Tanda Kamu Masih Menghukum Diri Sendiri

  • Kamu sering mengulang adegan lama di kepala dan berharap bisa “berbuat lebih baik”
  • Merasa malu jika orang tahu kamu pernah bertahan terlalu lama
  • Sulit percaya bahwa kamu layak bahagia setelah semua itu

Cara Perlahan Memaafkan Diri Sendiri

  • Sadari bahwa kamu bertahan karena tidak tahu caranya keluar saat itu
  • Ubah narasi batin: dari “aku lemah” menjadi “aku manusia yang sedang bertumbuh”
  • Berikan validasi atas dirimu sendiri: “Aku tetap bernilai walaupun pernah disakiti”
  • Praktikkan journaling atau bicara dengan psikolog: bukan untuk menyalahkan, tapi untuk mengurai dan mengerti
Baca Juga:  Cara Move On dari Luka Masa Lalu Bersama Narsisis

Kamu Tidak Harus Sempurna untuk Layak Disayangi

Proses healing bukan soal siapa paling kuat, tapi siapa yang berani hadir sepenuhnya untuk dirinya sendiri — termasuk bagian yang dulu pernah salah arah.

Kamu berhak sembuh. Dan kamu juga berhak memaafkan dirimu hari ini, tanpa harus menunggu pengampunan dari orang lain.

Referensi:

  • Fisher, J. (2017). Healing the Fragmented Selves of Trauma Survivors. Routledge.
  • Durvasula, R. (2019). Don’t You Know Who I Am? Post Hill Press.
  • American Psychological Association. (2022). The role of self-compassion in trauma recovery.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Isi form berikut untuk berlangganan artikel terbaru Edukasi NPD