edukasinpd.com – Pernahkah Anda bertanya-tanya, “Apakah mungkin punya hubungan yang sehat dengan seseorang yang narsisis?” Atau mungkin Anda sedang menjalaninya sekarang—merasa lelah, bingung, dan terus-menerus mempertanyakan apakah hubungan ini bisa dipertahankan?
Pertanyaan ini wajar sekali, terutama karena orang dengan Narcissistic Personality Disorder (NPD) memang memiliki pola perilaku yang kompleks. Di artikel ini, kita akan kupas tuntas apakah hubungan sosial dengan narsisis bisa bertahan, apa tantangannya, dan apa yang perlu Anda ketahui sebelum memutuskan untuk tetap berada dalam lingkaran tersebut.
Memahami NPD: Lebih dari Sekadar Cinta Diri
Sebelum membahas lebih jauh, mari kita luruskan dulu. Narsisis bukan sekadar seseorang yang suka selfie atau senang dipuji. Menurut DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition), NPD ditandai dengan pola grandiositas (merasa diri sangat penting), kebutuhan akan kekaguman berlebih, dan kurangnya empati.
Seperti yang dikatakan oleh ahli psikologi, Dr. Ramani Durvasula, “Narcissists are not capable of sustainable, healthy relationships, unless there’s significant awareness and change—which is rare.”
Tantangan Utama dalam Hubungan dengan Narsisis
- Kurangnya Empati Ini mungkin hambatan terbesar. Dalam hubungan, kita butuh rasa saling mengerti. Tapi narsisis kerap kesulitan memahami atau bahkan peduli dengan perasaan orang lain. Ketika Anda sedang terluka, mereka mungkin malah mengalihkan, meremehkan, atau bahkan memanipulasi situasi agar mereka tetap jadi pusat perhatian.
- Gaslighting & Manipulasi Pernah merasa mempertanyakan realitas Anda sendiri? Ini adalah salah satu taktik narsisis. Mereka bisa memutarbalikkan fakta, membuat Anda merasa bersalah, atau bahkan membuat Anda merasa “gila” agar tetap punya kendali.
- Idealize-Devalue-Discard Cycle Di awal, narsisis mungkin memuja Anda, membuat Anda merasa paling istimewa. Tapi fase ini sering diikuti dengan kritik, penghinaan halus, hingga akhirnya ‘membuang’ Anda secara emosional. Siklus ini sangat melelahkan, dan sering membuat korban merasa tidak cukup baik.
Apakah Hubungan Bisa Bertahan?
Jawabannya? Mungkin bisa, tapi jarang tanpa konsekuensi emosional besar.
Hubungan sosial dengan narsisis hanya bisa bertahan dalam beberapa kondisi berikut:
- Adanya Batasan yang Sangat Tegas Tanpa batasan yang jelas, narsisis akan terus menguji dan melampaui batas Anda. Batasan ini harus diiringi dengan konsistensi dan ketegasan.
- Kesadaran & Komitmen untuk Berubah (dari Narsisis itu sendiri) Jika narsisis menyadari perilakunya merusak dan bersedia menjalani terapi—misalnya, terapi perilaku kognitif—peluang untuk perbaikan tetap ada. Namun, statistik menunjukkan tingkat kesadaran ini sangat rendah.
- Peran Anda Sebagai Support System yang Jelas Penting untuk memahami bahwa Anda bukan terapis atau penyelamat. Hubungan bisa bertahan jika Anda punya support system sendiri (keluarga, teman, atau psikolog) agar kesehatan mental Anda tetap terjaga.
Studi & Fakta: Apa Kata Penelitian?
Sebuah studi dari Campbell & Foster (2007) menemukan bahwa orang dengan tingkat narsisisme tinggi cenderung memiliki hubungan yang dangkal dan tidak stabil. Mereka fokus pada keuntungan pribadi, bukan keterikatan emosional. Hal ini membuat hubungan jangka panjang dengan mereka sering kali penuh konflik.
“Narcissistic individuals pursue self-enhancement at the expense of close relationships.”
— Campbell, W.K. & Foster, J.D., 2007, The Narcissistic Self: Background, an Extended Agency Model, and Ongoing Controversies
Jadi, Apa yang Harus Anda Lakukan?
Jika Anda bertanya-tanya apakah Anda harus tetap bertahan, berikut beberapa pertimbangan:
- Evaluasi Dampak Emosionalnya Apakah hubungan ini membuat Anda kehilangan rasa diri sendiri? Merasa lelah secara emosional? Ini adalah sinyal untuk melakukan evaluasi lebih dalam.
- Beri Prioritas pada Kesehatan Mental Anda Jangan ragu mencari bantuan profesional. Psikolog bisa membantu Anda memetakan dinamika hubungan ini dengan objektif.
- Pahami Bahwa Anda Tidak Bisa Mengubah Orang Lain Kesadaran dan perubahan harus datang dari narsisis itu sendiri, bukan dari upaya Anda “membetulkan” mereka.
Kesimpulan: Bisa Bertahan, Tapi Haruskah?
Hubungan dengan narsisis bisa saja bertahan secara teknis, tapi sering kali Anda akan membayar harga yang mahal secara emosional. Tanpa batasan, kesadaran diri dari pihak narsisis, dan upaya berkelanjutan, hubungan tersebut cenderung melelahkan dan tidak memuaskan.
Ingat, hubungan sosial seharusnya saling menguatkan, bukan membuat Anda terus merasa kecil.
Ingin tahu lebih dalam bagaimana cara menetapkan batasan sehat dengan narsisis? Jangan lewatkan artikel kami berikutnya di edukasinpd.com!