“Kenapa aku sulit berkata tidak, meskipun tahu aku tidak nyaman?”
Jika kamu pernah menjalin hubungan dengan seorang narsisis, mungkin kamu pernah merasa seperti kehilangan kendali atas hak dasarmu: menentukan apa yang kamu izinkan dan tolak. Trauma emosional bisa membuat batas pribadi menjadi kabur. Artikel ini akan membantu kamu mengenali kembali hakmu untuk menjaga diri dengan batas yang sehat.
Apa Itu Batas Emosional dan Kenapa Itu Penting?
Batas emosional adalah garis tak kasat mata yang membantu kita merasa aman, dihargai, dan terjaga secara psikologis. Batas bukanlah tembok. Ia lebih mirip pintu yang bisa kamu buka atau tutup sesuai kebutuhan dan kenyamananmu.
Mengapa Batas Bisa Hilang Setelah Trauma Narsistik?
- Kamu dibiasakan merasa bersalah saat membela diri
- Narsisis sering memutarbalikkan fakta agar kamu merasa salah
- Kamu takut ditinggalkan jika menetapkan batas
Semua itu membuatmu lupa bahwa kamu berhak menentukan ruang emosionalmu sendiri.
Tanda Kamu Butuh Membuat Batas Baru
- Selalu merasa lelah setelah interaksi dengan orang tertentu
- Menyetujui sesuatu padahal kamu sebenarnya tidak ingin
- Merasa bersalah hanya karena ingin waktu sendiri
Cara Sehat Membuat dan Menyampaikan Batas
Berikut beberapa langkah yang bisa kamu mulai hari ini:
- Kenali alarm emosional: rasa tidak nyaman adalah sinyal penting
- Tulis ulang izin pribadi: “Aku tidak harus menjawab pesan segera”
- Latih kalimat tegas dan tenang: “Aku tidak nyaman membahas itu saat ini.”
Jangan Takut Kehilangan Orang yang Tak Menghargai Batasmu
Menurut Dr. Henry Cloud, batas itu bukan alat pemisah, tapi filter. Ia membantu kita mengenali siapa yang benar-benar layak kita beri energi dan waktu.
Orang yang sehat secara emosional akan menghormati batasmu. Mereka tidak akan menjadikan batasmu sebagai ancaman, tapi bentuk kepercayaan.
Ingat, Pemulihan Itu Proses
Kamu tidak harus langsung sempurna. Mulai dari hal kecil: menunda membalas pesan, menolak ajakan yang membuatmu tidak nyaman, atau memberi waktu untuk dirimu sendiri.
Kamu tidak egois karena menjaga dirimu sendiri. Kamu sedang menyembuhkan luka yang pernah diabaikan.
Referensi:
- Cloud, H. & Townsend, J. (1992). Boundaries. Zondervan.
- American Psychological Association. (2023). The Importance of Emotional Boundaries in Trauma Recovery.
- Durvasula, R. (2019). Don’t You Know Who I Am?