edukasinpd.com – Pernahkah kamu bertemu seseorang di tempat kerja yang selalu tahu cara menyenangkan atasan? Orang yang selalu mengucapkan pujian di saat yang tepat, membangun citra sebagai pekerja yang loyal, dan tampaknya selalu naik jabatan dengan mudah? Bisa jadi, kamu sedang berhadapan dengan seorang narsisis.
Narsisis bukan hanya individu yang senang dipuji, tetapi mereka juga sangat ahli dalam memanipulasi orang lain demi keuntungan pribadi. Salah satu senjata utama mereka? Flattery, atau sanjungan berlebihan. Dalam dunia kerja, ini bisa menjadi alat yang sangat efektif untuk meraih jabatan tinggi. Tapi, bagaimana sebenarnya mereka melakukannya? Mari kita bahas lebih dalam.
Mengapa Narsisis Menggunakan Flattery?
Sebelum kita memahami caranya, kita perlu tahu dulu mengapa narsisis sering menggunakan flattery sebagai strategi utama mereka.
1. Narsisis Selalu Haus Kekuasaan
Salah satu ciri utama dari Narcissistic Personality Disorder (NPD) adalah kebutuhan yang sangat besar akan kekaguman dan validasi. Menurut American Psychiatric Association dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), individu dengan NPD sering kali memiliki rasa superioritas yang berlebihan dan kebutuhan konstan akan pengakuan dari orang lain.
Di tempat kerja, ini berarti mereka akan melakukan apa pun untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi, termasuk dengan memanipulasi orang-orang yang memiliki kuasa.
2. Flattery Membantu Mereka Membangun Aliansi
Seorang narsisis tahu bahwa jabatan tinggi tidak selalu diperoleh dengan kerja keras, tetapi juga dengan hubungan yang kuat. Dengan memberikan pujian berlebihan kepada atasan, mereka bisa menciptakan ilusi bahwa mereka adalah bawahan yang setia, bisa dipercaya, dan pantas mendapatkan promosi.
Tidak peduli apakah mereka benar-benar kompeten atau tidak—yang penting mereka bisa menciptakan citra sebagai karyawan terbaik di mata orang-orang yang berkuasa.
Bagaimana Flattery Digunakan untuk Mendapatkan Jabatan?
Sekarang, mari kita lihat bagaimana seorang narsisis memainkan strateginya dengan flattery.
1. Menyanjung dengan Cerdas dan Tepat Sasaran
Narsisis tidak asal memberikan pujian. Mereka tahu siapa yang harus disanjung, kapan waktu yang tepat, dan bagaimana cara melakukannya agar tampak tulus.
Misalnya, jika mereka ingin mendekati seorang atasan yang bangga dengan visi perusahaan, mereka akan sering mengatakan hal-hal seperti:
🗣️ “Saya benar-benar kagum dengan bagaimana Bapak/Ibu memimpin tim ini. Visi Anda sangat menginspirasi, dan saya belajar banyak dari gaya kepemimpinan Anda.”
Atasan yang kurang peka mungkin akan merasa dihargai dan mulai menganggap narsisis ini sebagai seseorang yang benar-benar loyal, padahal sebenarnya ini adalah bagian dari manipulasi.
2. Membuat Diri Mereka Terlihat Tak Tergantikan
Selain memuji, narsisis juga tahu cara menonjolkan diri mereka sebagai orang yang paling penting dalam tim. Mereka mungkin akan mengatakan hal-hal seperti:
🗣️ “Saya sangat menghormati keputusan Anda, Pak/Bu. Saya selalu ingin memastikan visi Anda terlaksana dengan sempurna di tim ini.”
Kalimat ini tidak hanya memberikan pujian, tetapi juga secara halus membuat mereka terlihat seperti sosok yang setia dan tak tergantikan.
3. Memanfaatkan Orang Lain untuk Menguatkan Citra Mereka
Narsisis jarang bergerak sendirian. Mereka sering menggunakan orang lain untuk membangun reputasi mereka.
Misalnya, mereka bisa mendekati kolega dan berkata, “Menurut saya, atasan kita benar-benar pemimpin yang hebat. Saya belajar banyak dari beliau.”
Jika kolega setuju dan ikut menyebarkan pujian ini, narsisis akan semakin dipandang sebagai orang yang loyal dan layak mendapat jabatan lebih tinggi.
4. Memanipulasi Atasan agar Bergantung pada Mereka
Seiring waktu, dengan sanjungan yang terus-menerus, seorang atasan bisa mulai merasa nyaman dengan narsisis ini. Mereka mungkin akan mulai mengandalkan narsisis untuk berbagai tugas penting, berpikir bahwa mereka adalah bawahan yang paling setia dan dapat diandalkan.
Padahal, ini hanyalah taktik agar mereka bisa naik ke posisi yang lebih tinggi dengan cepat.
Dampak Negatif dari Strategi Ini
Meskipun tampaknya efektif, strategi flattery yang digunakan oleh narsisis bisa memiliki dampak negatif yang besar di tempat kerja:
❌ Lingkungan kerja menjadi tidak sehat, karena promosi didasarkan pada manipulasi, bukan kompetensi.
❌ Karyawan berbakat bisa tersingkir, karena mereka tidak bermain politik seperti narsisis.
❌ Atasan bisa tertipu, dan memberikan tanggung jawab penting kepada orang yang salah.
Penelitian dari Neves & Eisenberger (2014) dalam jurnal Journal of Applied Psychology menunjukkan bahwa manipulasi sosial dalam bentuk flattery bisa menciptakan lingkungan kerja yang toksik dan mengurangi kepercayaan di antara rekan kerja.
Bagaimana Menghadapi Narsisis yang Menggunakan Flattery?
Jika kamu bekerja dengan atau di bawah seseorang yang menggunakan flattery untuk mendaki jabatan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
✅ Jangan mudah terpancing – Jika kamu melihat seseorang yang selalu memuji atasan secara berlebihan, tetaplah objektif dan jangan ikut terbawa arus.
✅ Tetap fokus pada kompetensi – Pastikan kontribusimu diakui berdasarkan kerja keras dan keahlian, bukan karena permainan politik.
✅ Laporkan jika perlu – Jika taktik mereka merugikan tim atau perusahaan, diskusikan dengan HR atau atasan lain yang lebih objektif.
Kesimpulan
Flattery adalah senjata ampuh bagi seorang narsisis untuk mencapai jabatan yang lebih tinggi. Mereka tahu bagaimana, kapan, dan kepada siapa harus memberikan pujian agar bisa mendapatkan keuntungan maksimal.
Namun, di balik sanjungan mereka yang tampak tulus, ada niat tersembunyi untuk meraih kekuasaan. Memahami taktik ini bisa membantumu tetap waspada dan memastikan bahwa promosi dan apresiasi di tempat kerja diberikan kepada orang yang benar-benar pantas.
Jika kamu merasa lingkungan kerjamu dipenuhi oleh narsisis yang menggunakan flattery untuk naik jabatan, ingatlah untuk tetap teguh pada integritas dan kompetensi. Karena pada akhirnya, kualitas yang sesungguhnya akan berbicara lebih lantang daripada sanjungan palsu.
📌 “Flattery is like chewing gum. Enjoy it briefly, but don’t swallow it.” – Mary Kay Ash
Artikel ini ditulis untuk EdukasiNPD.com dengan tujuan meningkatkan kesadaran akan Narcissistic Personality Disorder (NPD) di lingkungan kerja. Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang cara menghadapi narsisis, jangan lupa untuk membaca artikel lainnya!