edukasinpd.com – Pernahkah kamu bertemu seseorang yang selalu ingin menjadi pusat perhatian, sulit menerima kritik, dan sering kali merasa lebih unggul dari orang lain? Mungkin orang tersebut memiliki Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau gangguan kepribadian narsistik.
Tapi tahukah kamu bahwa di balik sikap angkuh dan percaya diri yang berlebihan itu, sebenarnya ada ketidakamanan dan self-esteem yang sangat rapuh? Ya, meskipun mereka terlihat sangat percaya diri di permukaan, banyak penelitian menunjukkan bahwa narsisme sering kali berakar pada harga diri yang rendah.
Lalu, bagaimana hubungan antara self-esteem rendah dan NPD? Yuk, kita bahas lebih dalam!
Apa Itu Self-Esteem, dan Mengapa Penting?
Sebelum kita masuk ke kaitannya dengan narsisme, mari kita pahami dulu apa itu self-esteem.
Self-esteem adalah cara seseorang menilai dirinya sendiri—seberapa berharga, mampu, dan layak mereka rasakan sebagai individu. Jika seseorang memiliki self-esteem yang sehat, ia cenderung merasa nyaman dengan dirinya sendiri, menerima kekurangannya, dan tidak terlalu bergantung pada validasi eksternal.
Sebaliknya, seseorang dengan self-esteem rendah sering kali merasa tidak cukup baik, tidak berharga, atau takut ditolak. Mereka lebih rentan terhadap perasaan malu, cemas, atau takut gagal.
Dan inilah yang menarik: penelitian menunjukkan bahwa banyak individu dengan NPD menggunakan narsisme sebagai mekanisme pertahanan untuk menutupi self-esteem mereka yang rapuh.
Hubungan Antara Self-Esteem Rendah dan NPD
Meskipun orang dengan NPD tampak sangat percaya diri, sebenarnya mereka sering kali memiliki self-esteem yang tidak stabil. Ini karena self-esteem mereka bergantung pada pengakuan dan validasi dari luar, bukan dari dalam diri mereka sendiri.
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Journal of Research in Personality, ada dua jenis narsisme utama:
- Narsisme Grandiose – Ditandai dengan sikap dominan, percaya diri berlebihan, dan cenderung meremehkan orang lain.
- Narsisme Vulnerable – Lebih sensitif terhadap kritik, mudah merasa malu, dan sering kali menunjukkan sikap defensif ketika harga dirinya terancam.
Kedua jenis narsisme ini berakar pada self-esteem yang tidak stabil. Bedanya, narsisme grandiose lebih sering menunjukkan kepercayaan diri palsu untuk menutupi rasa tidak amannya, sementara narsisme vulnerable lebih sering menarik diri dan menunjukkan sikap defensif.
Seorang psikolog klinis, Dr. Craig Malkin, dalam bukunya Rethinking Narcissism, menyebut narsisme sebagai “sistem pertahanan diri yang digunakan untuk melindungi self-esteem yang rapuh.” Jadi, semakin seseorang merasa tidak aman, semakin mereka membangun “topeng” narsisme untuk melindungi diri dari rasa malu atau penolakan.
Bagaimana NPD Memanifestasikan Diri dalam Kehidupan Sehari-hari?
Orang dengan NPD sering kali:
✅ Mencari validasi berlebihan – Mereka membutuhkan pujian terus-menerus untuk merasa berharga.
✅ Sulit menerima kritik – Bahkan kritik membangun bisa dianggap sebagai serangan pribadi.
✅ Kurang empati – Karena mereka sibuk melindungi self-esteem mereka sendiri, mereka sulit memahami perasaan orang lain.
✅ Cenderung manipulatif – Mereka bisa menggunakan orang lain sebagai alat untuk meningkatkan harga diri mereka.
Dalam hubungan pribadi atau profesional, seseorang dengan NPD bisa menjadi sangat menuntut secara emosional. Mereka membutuhkan perhatian konstan dan bisa bereaksi negatif jika merasa diremehkan atau tidak dihargai.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Jika kamu menghadapi seseorang dengan NPD dalam kehidupan sehari-hari, penting untuk memahami bahwa di balik perilaku mereka yang sulit, ada rasa takut yang mendalam akan ketidakcukupan diri.
Berikut beberapa cara untuk menghadapinya:
🔹 Tetap jaga batasan – Jangan biarkan diri kamu tersedot ke dalam kebutuhan mereka akan validasi terus-menerus.
🔹 Jangan terjebak dalam permainan emosi mereka – Ingat, mereka mungkin menggunakan manipulasi untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
🔹 Jangan mencoba “menyembuhkan” mereka – Perubahan harus datang dari keinginan mereka sendiri, biasanya dengan bantuan profesional.
Jika kamu merasa terjebak dalam hubungan dengan seseorang yang memiliki NPD, jangan ragu untuk mencari dukungan dari psikolog atau terapis.
Kesimpulan
NPD bukan hanya tentang kepercayaan diri berlebihan atau keinginan untuk diperhatikan. Di balik topeng narsisme, ada self-esteem yang rapuh dan ketakutan mendalam akan ketidakberhargaan.
Memahami hubungan antara self-esteem rendah dan NPD bisa membantu kita lebih sadar dan lebih bijak dalam menghadapi orang dengan gangguan ini.
Dan yang terpenting—jangan biarkan energi mereka menguras dirimu. Jaga batasan, dan selalu prioritaskan kesejahteraan emosionalmu sendiri.
✨ “Behind every narcissist is pain, fear, and insecurity. The key is to see beyond the mask and protect yourself wisely.” – Dr. Craig Malkin
Jika kamu ingin membaca lebih banyak artikel seputar NPD, kunjungi edukasiNPD.com dan temukan informasi berharga lainnya!