edukasinpd.com – Pernahkah Anda merasa bekerja di bawah tekanan yang nggak sehat? Misalnya, setiap keputusan kecil selalu disertai ancaman, entah itu ancaman kehilangan pekerjaan, dicopot dari posisi, atau malah dipermalukan di depan rekan kerja? Kalau Anda pernah atau sedang mengalaminya, yuk kita bahas bersama—bisa jadi ini berkaitan dengan Narcissistic Personality Disorder (NPD).
Apa Itu Narcissistic Personality Disorder (NPD)?
Sebelum kita masuk lebih jauh ke perilaku atasan yang suka mengancam, mari kita pahami dulu apa itu NPD. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), NPD adalah gangguan kepribadian yang ditandai oleh rasa superioritas yang berlebihan, kebutuhan akan pujian yang terus-menerus, dan kurangnya empati terhadap orang lain.
Seseorang dengan NPD seringkali menganggap dirinya paling benar, paling penting, dan menginginkan kontrol penuh atas situasi. Mereka juga punya kecenderungan untuk memanipulasi orang lain demi keuntungan pribadi.
Ancaman Sebagai Alat Kontrol: Ciri Khas Lingkungan Toxic
Nah, salah satu cara klasik yang digunakan oleh atasan dengan kecenderungan NPD adalah menggunakan ancaman untuk mengontrol. Ancaman ini bisa bermacam-macam bentuknya:
- Ancaman pemotongan gaji
- Ancaman penurunan jabatan
- Ancaman pengucilan dari tim
- Ancaman pemecatan tanpa alasan jelas
Mereka percaya, dengan menanamkan rasa takut, karyawan akan tunduk dan mengikuti semua perintah tanpa banyak bertanya.
Mengapa Mereka Menggunakan Ancaman?
Orang dengan NPD memiliki kebutuhan kuat untuk mempertahankan citra superior mereka. Ketika mereka merasa posisinya terancam—baik karena kinerja tim, opini berbeda dari bawahan, atau hal kecil lain—mereka merespons dengan ancaman atau intimidasi.
Menurut penelitian dari Campbell & Miller (2011) dalam buku The Handbook of Narcissism and Narcissistic Personality Disorder, individu dengan NPD sering melihat hubungan sosial sebagai ajang pertarungan kekuasaan. Ancaman jadi salah satu “senjata” untuk menjaga dominasi.
Dampaknya bagi Karyawan
Kalau Anda bekerja di bawah atasan seperti ini, efeknya bisa sangat terasa:
- Burnout: Bekerja dalam ketakutan konstan membuat stres meningkat.
- Menurunnya self-esteem: Anda mungkin mulai mempertanyakan kemampuan diri sendiri.
- Lingkungan kerja tidak kondusif: Kreativitas menurun, komunikasi buruk, dan tim kehilangan semangat.
Ingat, ancaman terus-menerus bukanlah bagian dari kepemimpinan yang sehat.
Apakah Semua Atasan yang Mengancam Punya NPD?
Tentu tidak. Penting untuk diingat bahwa tidak semua atasan yang menggunakan ancaman otomatis memiliki NPD. Bisa jadi, mereka hanya menggunakan gaya kepemimpinan otoriter atau belum menguasai keterampilan komunikasi yang baik. Namun, jika ancaman dilakukan terus-menerus, disertai minimnya empati, haus pujian, serta merasa dirinya selalu benar—maka, ini bisa menjadi salah satu indikasi kecenderungan NPD.
Apa yang Bisa Anda Lakukan?
Jika Anda menghadapi situasi ini, berikut beberapa langkah yang bisa dicoba:
- Kenali polanya – Apakah ancaman ini terjadi secara konsisten? Apakah disertai perilaku manipulatif lain?
- Jaga batasan pribadi – Jangan biarkan ancaman membuat Anda kehilangan harga diri.
- Dokumentasikan – Catat setiap insiden. Ini akan sangat berguna jika Anda perlu melapor ke HR atau pihak ketiga.
- Cari support system – Bicara dengan rekan kerja, teman, atau bahkan profesional seperti psikolog.
- Pertimbangkan langkah selanjutnya – Jika situasinya sudah tidak sehat, tidak ada salahnya mempertimbangkan lingkungan kerja lain yang lebih mendukung.
Quote untuk Renungan
“The narcissist’s weapon of choice is fear. They control not by love or loyalty, but by keeping others in a state of anxiety.” – Campbell & Miller, The Handbook of Narcissism and Narcissistic Personality Disorder
Penutup
Mengenali tanda-tanda NPD di lingkungan kerja memang tidak selalu mudah, apalagi jika Anda berada di posisi bawah. Tapi, memahami polanya adalah langkah awal untuk melindungi diri. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional bila situasinya sudah terlalu berat. Di edukasinpd.com, kami percaya bahwa kesehatan mental Anda jauh lebih penting daripada sekadar mempertahankan pekerjaan yang toxic.
Jangan biarkan ancaman mengendalikan hidup Anda.