Pernah merasa ragu setelah bercerita ke teman sendiri? Merasa ‘dijaga’ di depan tapi dibicarakan di belakang?
Banyak orang tidak menyadari bahwa mereka sedang menjalin hubungan pertemanan dengan individu narsistik. Relasinya terasa dekat dan intens, tapi entah kenapa kamu sering merasa terkuras secara emosional. Bisa jadi, itu bukan sekadar teman yang kurang peka—melainkan narsisis yang menyalahgunakan kepercayaanmu.
Apa yang Dilakukan Teman Narsisis Saat Menyalahgunakan Kepercayaan?
- Mengumbar cerita pribadimu untuk hiburan atau pencitraan
- Menjadi ‘supportive’ hanya saat mereka sedang butuh validasi
- Menghilang saat kamu butuh dukungan emosional
- Mengkritik dengan dalih bercanda, tapi menyakitkan
- Selalu ingin tahu tentangmu tapi tertutup tentang diri mereka
Apakah Ini Termasuk Ciri Narsistik?
Menurut Dr. Craig Malkin, narsisis sosial cenderung memanipulasi lewat keintiman. Mereka tampak akrab dan peduli, namun sebenarnya hanya ingin mengontrol narasi sosial dan mendapatkan perhatian.
Mereka menggunakan relasi pertemanan sebagai “panggung” untuk menaikkan citra pribadi, bukan sebagai tempat saling mendukung.
Mengapa Kamu Bisa Terjebak dalam Pola Ini?
- Kamu dibesarkan dalam lingkungan yang tidak mengenal batas sehat
- Kamu terbiasa merasa bertanggung jawab atas perasaan orang lain
- Kamu takut dianggap ‘jahat’ jika menarik diri dari pertemanan
Semua itu membuatmu rentan dimanfaatkan secara emosional oleh teman yang narsistik.
Cara Melindungi Diri dari Teman yang Menyalahgunakan Kepercayaan
- Akui bahwa rasa kecewa dan marahmu valid
- Jangan merasa harus memaafkan cepat-cepat demi menjaga hubungan
- Evaluasi ulang siapa yang benar-benar aman bagimu secara emosional
- Batasi informasi pribadi yang kamu bagi ke orang tersebut
- Kalau perlu, jaga jarak atau putus relasi secara tenang
Membangun Lingkaran Sosial yang Sehat
Relasi sehat bukan soal intensitas, tapi soal konsistensi dan saling menghargai batas. Kepercayaan tidak dibangun dari kata-kata manis, tapi dari konsistensi tindakan.
Teman sejati tidak akan membuatmu mempertanyakan kewarasanmu sendiri setelah berbagi.
Referensi:
- Malkin, C. (2015). Rethinking Narcissism. HarperWave.
- American Psychological Association. (2023). Social Narcissism and Emotional Boundaries in Friendships.
- Karyl McBride, Ph.D. (2022). Will I Ever Be Free of You?