Kenapa Narsisis Selalu Gagal Menjaga Persahabatan?

Kenapa narsisis selalu gagal menjaga persahabatan

edukasinpd.com – Pernahkah kamu merasa ada seseorang dalam hidupmu yang awalnya tampak seperti sahabat yang luar biasa, tetapi seiring waktu, hubungan itu terasa semakin melelahkan dan beracun? Bisa jadi, kamu sedang berurusan dengan seseorang yang memiliki Narcissistic Personality Disorder (NPD) atau setidaknya memiliki sifat-sifat narsistik yang kuat.

Tapi, mengapa orang dengan NPD sulit menjalin persahabatan jangka panjang? Yuk, kita kupas tuntas!

1. Persahabatan Butuh Timbal Balik – Narsisis Hanya Fokus pada Diri Sendiri

Pada dasarnya, persahabatan adalah hubungan dua arah—saling mendukung, mendengarkan, dan memahami satu sama lain. Tapi bagi narsisis, hubungan sering kali hanya tentang apa yang bisa mereka dapatkan dari orang lain.

Menurut Dr. Ramani Durvasula, seorang psikolog klinis dan pakar narsisme:

“Narsisis cenderung memandang orang lain sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan mereka, bukan sebagai individu yang memiliki perasaan dan kebutuhan sendiri.”

Mereka mungkin menunjukkan kepedulian di awal, tapi itu lebih sebagai cara untuk membuatmu tetap terikat. Begitu mereka merasa tidak lagi mendapatkan keuntungan dari hubungan tersebut, perhatian mereka pun berkurang.

2. Mereka Kesulitan Menunjukkan Empati yang Tulus

Empati adalah kunci dari hubungan yang sehat. Tapi, narsisis memiliki empati yang sangat terbatas atau bahkan tidak memiliki empati sama sekali.

Menurut DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders), orang dengan NPD menunjukkan kurangnya empati, yang berarti mereka:

✅ Tidak bisa benar-benar memahami atau peduli dengan perasaan orang lain.
✅ Sering mengabaikan kebutuhan emosional teman-temannya.
✅ Hanya memberikan perhatian ketika ada keuntungan untuk mereka.

Jadi, jika kamu merasa sahabat narsisismu hanya muncul saat mereka butuh sesuatu, tapi menghilang saat kamu butuh dukungan, itu bukan kebetulan.

Baca Juga:  Bagaimana Narsisis Mempertahankan Kendali dalam Lingkungan Sosial?

3. Siklus “Idealization-Devaluation-Discard”

Orang dengan NPD sering kali menjalankan pola hubungan yang berulang, dikenal sebagai siklus idealisasi, devaluasi, dan pembuangan (discard).

🔹 Idealization (Mengagungkan): Awalnya, mereka akan membuatmu merasa istimewa—mungkin dengan pujian berlebihan, perhatian penuh, atau kesan bahwa kalian punya “ikatan yang luar biasa.”

🔹 Devaluation (Merendahkan): Begitu mereka mulai bosan atau merasa kamu tidak lagi mengagumi mereka seperti dulu, sikap mereka berubah drastis. Mereka mulai meremehkanmu, memanipulasi, atau bahkan mengkritik secara halus (gaslighting).

🔹 Discard (Membuang): Akhirnya, jika mereka tidak lagi mendapatkan manfaat darimu, mereka akan menjauh atau bahkan meninggalkanmu begitu saja tanpa penjelasan.

Siklus ini membuat hubungan dengan narsisis melelahkan dan tidak stabil, sehingga persahabatan jangka panjang sulit untuk bertahan.

4. Mereka Sering Kompetitif dalam Persahabatan

Dalam persahabatan yang sehat, keberhasilan teman adalah sesuatu yang bisa dirayakan bersama. Tapi bagi narsisis, kesuksesan orang lain bisa terasa sebagai ancaman bagi ego mereka.

Mereka mungkin:
🚩 Meremehkan pencapaianmu atau mengalihkan pembicaraan kembali ke diri mereka sendiri.
🚩 Membandingkan dirimu dengan orang lain untuk membuatmu merasa kurang berharga.
🚩 Bersikap manipulatif agar tetap merasa lebih unggul.

Seiring waktu, hubungan ini bisa terasa seperti kompetisi yang melelahkan, bukan persahabatan yang mendukung.

5. Mereka Tidak Bisa Mengelola Konflik dengan Sehat

Setiap hubungan pasti ada konflik. Tapi, bagaimana kita menyelesaikannya menentukan apakah hubungan itu bisa bertahan atau tidak.

Narsisis biasanya:
❌ Tidak mau mengakui kesalahan.
❌ Memutarbalikkan fakta untuk menyalahkan orang lain (gaslighting).
❌ Menggunakan silent treatment atau drama untuk menghindari tanggung jawab.

Alih-alih berdiskusi dan mencari solusi, mereka lebih memilih untuk membuat konflik lebih besar atau bahkan memutus hubungan begitu saja.

Baca Juga:  Mengapa Narsisis Sering Terlihat Menarik di Lingkungan Sosial?

Apakah Persahabatan dengan Narsisis Bisa Bertahan?

Jawabannya: hanya jika kamu menetapkan batasan yang sangat kuat dan tidak berharap mereka akan berubah.

Jika kamu merasa hubungan dengan seorang narsisis membuatmu lelah, kehilangan kepercayaan diri, atau terus-menerus merasa tidak cukup baik, maka mungkin sudah saatnya mengevaluasi kembali apakah persahabatan itu layak dipertahankan.

Seperti yang dikatakan oleh psikolog Dr. Craig Malkin dalam bukunya Rethinking Narcissism:

“Berada dalam hubungan dengan seorang narsisis bisa terasa seperti berada dalam badai yang tak kunjung reda—dan terkadang, cara terbaik untuk melindungi diri adalah dengan keluar dari badai itu.”

Kamu layak memiliki persahabatan yang sehat, saling mendukung, dan tidak membuatmu merasa dikuras secara emosional. Jika seseorang terus-menerus menyakiti atau memanfaatkanmu, mungkin saatnya untuk menjaga jarak dan mengutamakan kesejahteraanmu sendiri.

Kesimpulan

🌟 Narsisis sulit menjalin persahabatan jangka panjang karena:
✅ Mereka hanya fokus pada diri sendiri.
✅ Tidak memiliki empati yang tulus.
✅ Cenderung melakukan siklus idealisasi-devaluasi-pembuangan.
✅ Sering kompetitif dan sulit menerima kesuksesan orang lain.
✅ Tidak bisa mengelola konflik dengan sehat.

Kalau kamu saat ini berada dalam hubungan pertemanan yang terasa toxic, ingatlah bahwa kamu punya hak untuk menetapkan batasan dan menjaga kesehatan emosionalmu. Jangan takut untuk melepaskan sesuatu yang tidak lagi sehat bagi dirimu!


💬 Bagaimana pengalamanmu dalam menghadapi teman yang narsis? Yuk, bagikan di kolom komentar dan diskusi bareng! 💙

🔍 Jika kamu ingin tahu lebih banyak tentang NPD, jangan lupa cek artikel lainnya di edukasiNPD.com!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Isi form berikut untuk berlangganan artikel terbaru Edukasi NPD