“Kenapa aku masih merasa bersalah, padahal aku tahu dia menyakitiku?”
Jika pertanyaan ini terus terngiang di kepalamu setelah meninggalkan hubungan dengan seorang narsisis, kamu tidak sendirian. Banyak orang yang mengalami hubungan dengan individu dengan Narcissistic Personality Disorder (NPD) merasa terperangkap dalam perasaan bersalah yang sulit dijelaskan, meskipun mereka tahu bahwa hubungan tersebut beracun.
Tapi, kenapa bisa begitu? Dan yang lebih penting, bagaimana cara mengatasinya? Mari kita kupas satu per satu.
Kenapa Kita Merasa Bersalah?
Meninggalkan seorang narsisis bukan hal yang mudah. Mereka memiliki cara unik dalam memanipulasi emosi dan membuatmu merasa bertanggung jawab atas segalanya. Rasa bersalah yang muncul setelah mengakhiri hubungan ini bisa terjadi karena beberapa alasan berikut:
- Gaslighting dan Distorsi Realitas
Narsisis ahli dalam memutarbalikkan fakta. Mereka bisa meyakinkanmu bahwa segala hal buruk yang terjadi dalam hubungan adalah kesalahanmu. Akibatnya, meskipun kamu tahu bahwa mereka menyakitimu, bagian dari dirimu masih bertanya-tanya, “Apakah aku yang terlalu sensitif? Apakah aku seburuk itu?” - Love Bombing di Awal Hubungan
Hubungan dengan narsisis sering kali dimulai dengan fase love bombing, di mana mereka memberikan perhatian dan cinta yang luar biasa. Setelah putus, kamu mungkin merindukan versi “manis” mereka dan merasa bersalah karena berpikir telah membuang seseorang yang “sempurna”. - Taktik Victim-Playing
Setelah ditinggalkan, narsisis sering berperan sebagai korban. Mereka bisa menyebarkan cerita sedih kepada orang lain, membuatmu terlihat sebagai “penjahat” yang kejam. Ini bisa menambah rasa bersalah karena seolah-olah kamulah yang telah menyakiti mereka. - Kodependensi dan Trauma Bonding
Narsisis membentuk ikatan traumatis (trauma bonding) dengan pasangannya. Mereka menciptakan siklus kasih sayang dan pelecehan, membuatmu kecanduan pada sedikit cinta yang mereka berikan. Saat hubungan berakhir, rasa kehilangan ini bisa disalahartikan sebagai kesalahanmu.
Menurut psikolog klinis Dr. Ramani Durvasula, narsisis membuat orang merasa seolah-olah mereka memiliki “utang emosional” yang harus dilunasi. Inilah yang membuat rasa bersalah sulit dihilangkan.
Bagaimana Cara Mengatasi Rasa Bersalah?
Sekarang setelah kita tahu akar perasaan bersalah ini, bagaimana cara mengatasinya?
1. Akui dan Validasi Perasaanmu
Rasa bersalah itu nyata, tapi itu bukan berarti perasaan itu benar. Akui bahwa kamu merasa bersalah, tapi jangan biarkan itu menjadi bukti bahwa kamu telah melakukan kesalahan. Katakan pada dirimu sendiri:
“Aku berhak meninggalkan hubungan yang tidak sehat. Aku tidak bertanggung jawab atas kebahagiaannya.”
2. Ingat Alasan Kamu Pergi
Buat daftar hal-hal yang terjadi dalam hubungan yang membuatmu akhirnya memutuskan untuk pergi. Saat rasa bersalah datang, baca kembali daftar ini untuk mengingatkan diri sendiri bahwa keputusanmu bukan tanpa alasan.
3. Batasi atau Hentikan Kontak
Jika memungkinkan, lakukan No Contact—memutus semua komunikasi dengan narsisis. Mereka akan mencoba memancing reaksi emosional darimu, tetapi ingat bahwa setiap kali kamu merespons, kamu memberi mereka akses untuk memanipulasimu lagi.
4. Ubah Pola Pikir Tentang Kesalahan
Kesalahan sering diasosiasikan dengan menyakiti orang lain secara sengaja. Tapi dalam kasus ini, meninggalkan hubungan yang beracun bukanlah tindakan menyakiti, melainkan menyelamatkan diri sendiri.
Menurut psikolog Dr. Lindsay Gibson, seseorang yang memiliki empati sering kali merasa bertanggung jawab atas emosi orang lain, padahal itu bukan tugas mereka. Ingat: Kebahagiaan narsisis bukan tanggung jawabmu.
5. Bangun Kembali Identitasmu
Saat bersama narsisis, kamu mungkin kehilangan rasa diri karena selalu berusaha menyenangkan mereka. Kini saatnya fokus pada apa yang kamu inginkan, apa yang kamu sukai, dan siapa dirimu tanpa mereka.
Lakukan hal-hal yang dulu kamu sukai sebelum bertemu mereka, mulai dari hobi, bertemu teman lama, hingga merawat diri secara fisik dan emosional.
6. Cari Dukungan Profesional
Jika rasa bersalah terus menghantui dan memengaruhi kehidupanmu, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan psikolog atau terapis. Profesional dapat membantumu memahami lebih dalam tentang pola trauma ini dan bagaimana cara keluar dari bayang-bayang narsisis.
Kesimpulan: Kamu Tidak Bersalah
Meninggalkan hubungan dengan narsisis adalah tindakan keberanian, bukan sesuatu yang harus disesali. Mereka mungkin ingin membuatmu merasa bersalah, tetapi itu bukan refleksi dari realitas—hanya bagian dari strategi manipulatif mereka.
Kamu berhak untuk bahagia. Kamu berhak untuk sembuh. Dan yang terpenting, kamu tidak bersalah karena memilih dirimu sendiri.
“The moment you realize you deserve better, letting go will be the best decision you ever made.”
Jika kamu masih berjuang dengan perasaan bersalah, ingatlah bahwa proses penyembuhan tidak terjadi dalam semalam. Beri dirimu waktu, dan tetap percaya bahwa ke depan akan lebih baik tanpa hubungan yang penuh manipulasi.
Kamu sudah mengambil langkah pertama: memilih untuk pergi. Sekarang, izinkan dirimu untuk benar-benar bebas.
Bagikan artikel ini jika kamu merasa ada teman atau orang lain yang membutuhkannya. Kamu tidak sendiri, dan ada banyak orang yang sedang berjuang seperti kamu. 💙