Mengapa Healing Tidak Linear: Menerima Proses Pemulihan

Mengapa healing tidak linear, menerima proses pemulihan

edukasinpd.com – Jika kamu pernah merasa sudah mulai sembuh dari hubungan atau pengalaman traumatis dengan seorang narsisis, lalu tiba-tiba emosi lama muncul kembali, kamu tidak sendirian. Banyak orang yang mengalami ini dan bertanya-tanya, “Kenapa aku masih merasakan ini? Bukankah aku seharusnya sudah sembuh?”

Jawabannya? Karena healing tidak linear.

Pemulihan dari trauma, terutama yang disebabkan oleh hubungan dengan seseorang yang memiliki Narcissistic Personality Disorder (NPD), adalah perjalanan yang penuh lika-liku. Tidak ada garis lurus menuju kesembuhan—justru, ia lebih mirip dengan ombak di lautan, naik dan turun, kadang tenang, kadang bergelombang.

Mari kita bahas mengapa ini terjadi dan bagaimana kamu bisa belajar menerima proses pemulihan ini dengan lebih baik.

1. Otak dan Tubuh Butuh Waktu untuk Memproses Trauma

Ketika kamu mengalami hubungan yang penuh manipulasi, gaslighting, dan penyalahgunaan emosional, tubuh dan pikiranmu mengalami stres yang luar biasa. Trauma ini tidak hanya tersimpan di dalam ingatan, tetapi juga dalam sistem sarafmu.

Menurut penelitian dari Harvard Medical School, trauma dapat mengubah struktur otak, terutama pada bagian amigdala (pusat emosi), hipokampus (memori), dan korteks prefrontal (pengambilan keputusan). Perubahan ini membuat seseorang lebih mudah mengalami kecemasan, flashback, atau bahkan kesulitan mempercayai orang lain, meskipun mereka sudah keluar dari hubungan toksik tersebut.

Jadi, jika suatu hari kamu merasa baik-baik saja, tetapi keesokan harinya kamu merasa kembali ke titik nol, itu bukan berarti kamu gagal dalam proses penyembuhan. Itu adalah bagian dari cara otakmu memproses trauma.

2. Emosi Tidak Bisa Dipaksa, Mereka Harus Dirasakan

Sering kali, kita ingin segera ‘move on’ dan merasa bahwa semakin cepat kita melupakan rasa sakit, semakin baik. Tapi kenyataannya, menekan emosi justru bisa memperpanjang proses penyembuhan.

Baca Juga:  Bagaimana Membangun Kembali Harga Diri yang Hancur?

Psikolog Carl Jung pernah berkata:

“Apa yang kita tolak akan terus ada, dan apa yang kita terima akan berubah.”

Artinya, semakin kita mencoba menghindari rasa sakit atau mengabaikannya, semakin kuat ia akan muncul kembali di lain waktu. Sebaliknya, jika kita mengizinkan diri kita untuk merasakan emosi yang datang—baik itu kesedihan, kemarahan, atau rasa kehilangan—kita memberi kesempatan bagi diri kita untuk benar-benar melepaskannya.

Jadi, jika suatu hari kamu merasa lebih baik, lalu hari berikutnya tiba-tiba menangis tanpa alasan yang jelas, itu tidak masalah. Itu bukan tanda kemunduran, tetapi tanda bahwa kamu sedang dalam proses memproses luka-luka lama dengan cara yang sehat.

3. Pola Lama Bisa Muncul Kembali (Dan Itu Normal)

Saat kita tumbuh dalam hubungan yang tidak sehat, kita sering kali mengembangkan pola pikir dan kebiasaan bertahan yang bertujuan melindungi kita. Misalnya:

  • Takut menetapkan batasan karena dulu batasanmu selalu diabaikan atau dihukum.
  • Overthinking setiap interaksi karena dulu kamu sering dikritik atau dipermalukan.
  • Kesulitan mempercayai orang lain karena dulu kamu sering dimanipulasi.

Ketika kamu mulai membangun kehidupan yang lebih sehat, pola lama ini mungkin masih muncul sesekali, terutama saat kamu menghadapi situasi yang memicu kenangan traumatis.

Namun, ini bukan berarti kamu kembali ke awal. Justru, ini adalah kesempatan untuk menyadari pola-pola tersebut dan mulai menggantinya dengan cara berpikir yang lebih sehat. Setiap kali kamu menyadari dan menghadapi pola lama dengan kesadaran baru, kamu sedang membuat kemajuan besar dalam proses penyembuhanmu.

4. Lingkungan dan Pemicu Bisa Memengaruhi Proses Penyembuhan

Kadang, kita merasa sudah baik-baik saja… sampai sesuatu atau seseorang memicu kembali luka lama. Ini bisa berupa:

  • Melihat atau mendengar kabar tentang mantan pasangan narsisistik.
  • Berada di tempat yang mengingatkanmu pada pengalaman traumatis.
  • Bertemu seseorang dengan perilaku yang mirip dengan orang yang menyakitimu dulu.
Baca Juga:  Langkah-Langkah Awal untuk Pulih dari Trauma Narsisis

Ketika ini terjadi, otak bisa langsung masuk ke mode ‘bertahan’ dan memunculkan emosi lama. Alih-alih menyalahkan diri sendiri, coba sadari bahwa ini hanyalah respons alami tubuh yang sedang mencoba melindungimu.

Ketika pemicu datang, tanyakan pada diri sendiri:
“Apa yang aku butuhkan saat ini agar merasa lebih aman?”

Jawaban bisa berbeda untuk setiap orang—mungkin dengan menenangkan diri melalui napas dalam, berbicara dengan orang yang dipercaya, atau menulis jurnal untuk memproses emosi yang muncul.

Bagaimana Cara Menerima Proses Healing yang Tidak Linear?

  1. Berhenti menghakimi diri sendiri – Tidak ada ‘cara yang benar’ untuk sembuh. Setiap orang memiliki prosesnya sendiri.
  2. Kenali polamu – Sadari bahwa healing bukan berarti tidak pernah merasa sedih lagi, tetapi mampu menghadapinya dengan lebih baik.
  3. Gunakan coping mechanisms yang sehat – Menulis jurnal, terapi, meditasi, olahraga, atau bergabung dalam komunitas yang mendukung bisa sangat membantu.
  4. Berikan waktu pada diri sendiri – Tidak ada tenggat waktu untuk sembuh. Yang penting adalah terus melangkah ke depan, meskipun terkadang harus berjalan perlahan.

Kesimpulan

Penyembuhan dari trauma hubungan dengan seorang narsisis bukanlah perjalanan yang lurus dan mudah. Akan ada hari-hari baik dan buruk, ada kemajuan dan ada kemunduran—dan itu semua adalah bagian dari prosesnya.

Seperti yang dikatakan oleh trauma expert Dr. Gabor Maté:

“Trauma bukanlah tentang apa yang terjadi padamu, tetapi tentang apa yang terjadi di dalam dirimu akibat kejadian tersebut.”

Jadi, alih-alih berfokus pada kapan kamu akan ‘sembuh total’, cobalah fokus pada bagaimana kamu bisa merawat dirimu dengan lebih baik di setiap langkahnya. Karena healing bukan tentang mencapai tujuan akhir, tetapi tentang bagaimana kita belajar untuk mencintai dan menerima diri kita sendiri, apa pun yang terjadi.

Baca Juga:  Menulis Jurnal untuk Menyembuhkan Luka dari Narsisis

Ingat, kamu tidak sendirian. Healing mungkin tidak linear, tapi kamu terus bergerak maju. Dan itu yang terpenting. 💙

Bagikan artikel ini jika menurutmu bermanfaat! Jika kamu ingin belajar lebih dalam tentang pemulihan dari hubungan narsisistik, jelajahi lebih banyak artikel di EdukasiNPD.com.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Isi form berikut untuk berlangganan artikel terbaru Edukasi NPD