Menulis Jurnal Bisa Membantu Luka Hati Akibat Narsisis

Pemulihan dengan journaling

Apakah kamu pernah merasa emosi jadi berantakan setelah keluar dari hubungan dengan seseorang yang manipulatif? Mungkin kamu tahu hubungan itu tidak sehat, tapi rasa bersalah, bingung, dan kehilangan arah terus menghantui. Jika iya, kamu tidak sendiri—dan mungkin sudah saatnya mencoba sesuatu yang sederhana namun sangat menyembuhkan: menulis jurnal.

Mengapa Hubungan dengan Narsisis Begitu Menguras Emosi?

Seseorang dengan Narcissistic Personality Disorder (NPD) cenderung memanipulasi, meremehkan, dan mengontrol pasangannya. Dalam fase awal, mereka bisa sangat memikat dan penuh perhatian. Namun seiring waktu, hubungan ini sering berubah menjadi arena penuh tuntutan, gaslighting, dan luka batin.

Menurut Psychology Today, korban hubungan narsistik biasanya mengalami gejala yang mirip trauma psikologis: kecemasan, rasa tak berharga, dan kehilangan kepercayaan pada diri sendiri.

Di sinilah journaling berperan: bukan sekadar menulis curhatan, tapi menjadi alat refleksi dan penyembuhan emosi secara perlahan.

Bagaimana Menulis Jurnal Membantu Pemulihan Emosi?

Psikolog Dr. James Pennebaker dari University of Texas telah meneliti dampak expressive writing selama lebih dari 30 tahun. Ia menemukan bahwa menulis tentang pengalaman emosional dapat:

  • Menurunkan stres dan gejala depresi
  • Meningkatkan kejelasan pikiran
  • Membantu mengatur emosi secara sehat
  • Meningkatkan rasa kontrol terhadap pengalaman masa lalu

Menulis jurnal membantumu “menumpahkan” isi hati tanpa takut dihakimi. Ia menjadi ruang aman di mana kamu bisa jujur pada dirimu sendiri, mengenali luka, dan perlahan mengobatinya.

Cara Memulai Journaling untuk Pemulihan Diri

Kamu tidak butuh bakat menulis untuk mulai journaling. Yang kamu butuhkan hanyalah kejujuran dan keberanian untuk menengok isi hatimu sendiri. Berikut langkah-langkah mudahnya:

  1. Gunakan media yang nyaman: bisa buku catatan fisik atau aplikasi digital seperti Journey atau Penzu.
  2. Luangkan 10–15 menit tiap hari: menulis di pagi atau malam hari sangat dianjurkan.
  3. Fokus pada perasaanmu, bukan pada kejadiannya: “Hari ini aku merasa marah karena…” lebih baik daripada hanya menceritakan ulang.
  4. Gunakan journaling prompts: beberapa pertanyaan yang bisa kamu jawab seperti:
    • Apa hal yang paling menyakitkan dalam hubungan tersebut?
    • Apa hal baik tentang diriku yang sempat terkubur saat bersamanya?
    • Apa arti cinta sehat menurutku sekarang?
  5. Jaga privasi jurnalmu: agar kamu merasa aman sepenuhnya untuk terbuka.
Baca Juga:  Langkah-Langkah Awal untuk Pulih dari Trauma Narsisis

Penutup

Pemulihan dari hubungan dengan narsisis bukan hal mudah. Tapi dengan menulis jurnal, kamu sedang memberi ruang pada dirimu untuk bernapas, memaknai kembali luka, dan membangun ulang pondasi dirimu sendiri.

Ingat, ini bukan soal menulis yang indah, tapi soal menulis yang jujur. Setiap kata adalah langkah kecil menuju versi dirimu yang lebih kuat dan lebih utuh.

Karena luka batin tidak selalu butuh suara—kadang cukup didengar oleh halaman kosong yang penuh pengertian.

Sumber:
Pennebaker, J.W. (1997). Opening Up: The Healing Power of Expressing Emotions. New York: Guilford Press.
Psychology Today. (2021). Why Narcissists Can’t Maintain Relationships

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Isi form berikut untuk berlangganan artikel terbaru Edukasi NPD