edukasinpd.com – Narcissistic Personality Disorder (NPD) sering kali disalahpahami. Banyak orang menggunakannya sebagai label untuk siapa saja yang egois atau sombong, tetapi apakah itu benar-benar NPD? Atau hanya kesalahpahaman yang berkembang di masyarakat?
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa mitos umum tentang NPD dan mengungkap faktanya berdasarkan ilmu psikologi.
Mitos #1: Semua Orang yang Egois adalah Seorang Narsisis
🛑 Fakta: Tidak semua orang yang egois atau suka pamer memiliki NPD.
NPD adalah gangguan kepribadian yang serius dan kompleks. Orang dengan NPD menunjukkan pola perilaku grandiositas (merasa dirinya superior), kebutuhan akan pujian yang berlebihan, serta kurangnya empati yang berlangsung dalam jangka panjang.
Sebaliknya, seseorang bisa saja sesekali bertindak egois tanpa berarti mereka memiliki NPD. Dr. Ramani Durvasula, seorang ahli dalam bidang narsisme, mengatakan:
“Kita semua memiliki sifat narsistik dalam kadar tertentu, tetapi itu tidak berarti kita memiliki gangguan narsistik.”
NPD adalah diagnosis klinis yang membutuhkan evaluasi profesional, bukan sekadar asumsi berdasarkan perilaku seseorang dalam situasi tertentu.
Mitos #2: Narsisis Mencintai Diri Mereka Sendiri
🛑 Fakta: Narsisis sebenarnya penuh dengan rasa tidak aman.
Meskipun mereka tampak percaya diri dan penuh kebanggaan, di balik topeng itu mereka sering kali memiliki harga diri yang rapuh dan ketakutan akan kegagalan. Itulah sebabnya mereka terus-menerus mencari validasi dari orang lain.
Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Personality and Social Psychology, individu dengan NPD memiliki self-esteem yang tidak stabil. Mereka membutuhkan pengakuan eksternal untuk mempertahankan perasaan superior mereka.
Jadi, jika Anda melihat seseorang yang tampak sombong dan percaya diri, jangan langsung berpikir bahwa mereka benar-benar mencintai diri sendiri. Bisa jadi, itu hanya mekanisme pertahanan untuk menutupi ketidakamanan mereka.
Mitos #3: NPD Itu Sama dengan Percaya Diri yang Tinggi
🛑 Fakta: Percaya diri yang sehat berbeda jauh dengan narsisme.
Seseorang dengan kepercayaan diri yang sehat tidak merasa perlu merendahkan orang lain untuk merasa lebih baik. Mereka juga tidak membutuhkan validasi terus-menerus.
Sebaliknya, orang dengan NPD sering kali:
✅ Membesar-besarkan pencapaian mereka.
✅ Merasa lebih unggul dari orang lain.
✅ Tidak tahan dikritik.
Percaya diri yang sehat didasarkan pada pemahaman diri yang kuat, sedangkan narsisme adalah bentuk pertahanan terhadap perasaan rendah diri yang tersembunyi.
Mitos #4: Narsisis Tidak Bisa Berubah
🛑 Fakta: Perubahan mungkin, tetapi sangat sulit.
Banyak orang percaya bahwa narsisis tidak bisa berubah. Memang benar bahwa NPD adalah gangguan kepribadian yang sulit diatasi, tetapi bukan berarti tidak ada harapan sama sekali.
Menurut American Psychiatric Association (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, DSM-5), terapi—terutama terapi berbasis kesadaran diri seperti Cognitive Behavioral Therapy (CBT)—dapat membantu individu dengan NPD memahami pola pikir dan perilaku mereka.
Namun, ada satu tantangan besar: kebanyakan narsisis tidak merasa mereka memiliki masalah. Karena itu, jarang sekali mereka mencari bantuan psikologis kecuali jika mereka menghadapi konsekuensi besar dalam hidup mereka, seperti kehilangan pekerjaan atau hubungan yang hancur.
Mitos #5: Semua Narsisis Itu Sama
🛑 Fakta: NPD memiliki berbagai spektrum dan tipe.
Dr. Craig Malkin, penulis Rethinking Narcissism, menjelaskan bahwa ada berbagai jenis narsisme, termasuk:
- Narsisme Grandiose: Orang-orang ini percaya bahwa mereka lebih unggul dari orang lain dan tidak ragu untuk memanipulasi demi keuntungan mereka sendiri.
- Narsisme Vulnerable (tersembunyi): Mereka terlihat pemalu atau sensitif, tetapi di balik itu mereka memiliki kebutuhan besar untuk dipuji dan mudah tersinggung terhadap kritik.
- Narsisme Malignant: Ini adalah bentuk paling berbahaya, sering kali dikaitkan dengan perilaku manipulatif, sadisme, dan kurangnya empati yang ekstrem.
Tidak semua narsisis sama, dan memahami perbedaan ini dapat membantu kita lebih bijak dalam menghadapi mereka.
Kesimpulan
Memahami NPD bukan hanya tentang mengenali ciri-ciri narsisis, tetapi juga membedakan fakta dari mitos yang beredar. Dengan edukasi yang tepat, kita bisa lebih bijak dalam merespons perilaku narsistik di sekitar kita—baik di tempat kerja, dalam hubungan pribadi, maupun dalam keluarga.
Jika Anda merasa terjebak dalam hubungan dengan seseorang yang memiliki ciri-ciri NPD, ingatlah bahwa Anda tidak sendirian. Menjaga batasan, mencari dukungan, dan memahami psikologi di balik perilaku mereka adalah langkah pertama menuju kebebasan emosional.
“Ketika Anda tahu dengan siapa Anda berhadapan, Anda bisa membuat pilihan yang lebih baik untuk melindungi diri sendiri.” – Dr. Ramani Durvasula
💡 Punya pengalaman atau pertanyaan tentang NPD? Bagikan di kolom komentar atau hubungi profesional untuk mendapatkan bantuan lebih lanjut!