NPD atau BPD? Jangan Sampai Salah Membedakan

Npd comparison compressed

Pernahkah Anda bingung menilai seseorang—apakah ia narsistik atau justru sangat emosional dan takut ditinggalkan? Banyak orang salah kaprah antara Narcissistic Personality Disorder (NPD) dan Borderline Personality Disorder (BPD). Sekilas gejalanya mirip, tapi jika diperhatikan lebih dalam, keduanya sangat berbeda.

Apa Itu NPD (Narcissistic Personality Disorder)?

NPD adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan rasa superior yang berlebihan, kebutuhan konstan akan pujian, dan kurangnya empati terhadap orang lain. Orang dengan NPD sering terlihat percaya diri, tapi sebenarnya menyimpan ketidakamanan mendalam yang disamarkan dengan sikap arogan.

Apa Itu BPD (Borderline Personality Disorder)?

BPD ditandai dengan ketidakstabilan emosi, rasa takut ditinggalkan, dan pola hubungan yang intens tapi sering bermasalah. Mereka bisa sangat menyayangi seseorang, lalu tiba-tiba merasa dikhianati hanya karena perbedaan kecil.

Perbedaan Utama antara NPD dan BPD

  • Identitas Diri: Penderita NPD cenderung memiliki identitas diri yang grandios, sementara pada BPD identitasnya bisa berubah-ubah dan membingungkan.
  • Reaksi terhadap Kritik: NPD bisa marah atau merendahkan balik, sedangkan BPD bisa merasa hancur atau ditolak secara emosional.
  • Pola Relasi: NPD sering bersikap manipulatif dan mengeksploitasi, BPD justru lebih takut ditinggalkan dan cenderung clingy.
  • Strategi Psikologis: NPD menggunakan mekanisme idealization-devaluation, sementara BPD sering menggunakan splitting (melihat orang sebagai sangat baik atau sangat buruk).

Mengapa Ini Penting?

Memahami perbedaannya sangat penting. Salah diagnosis bisa berakibat pada pendekatan yang keliru, baik dalam hubungan personal maupun terapi. Jika seseorang dengan BPD diperlakukan seperti NPD (dan sebaliknya), itu bisa memperburuk kondisi emosionalnya.

Jadi, Apa yang Bisa Dilakukan?

Jika Anda merasa seseorang di sekitar Anda menunjukkan gejala-gejala ini, hindari mendiagnosis sendiri. Konsultasikan ke psikolog atau psikiater. Yang terpenting, ciptakan batasan yang sehat dan tunjukkan empati—tanpa perlu mengorbankan diri sendiri.

Baca Juga:  Apa yang Membuat Orang Narsistik Mudah Marah dan Agresif?

Sumber:

  • American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5).
  • Gunderson, J. G. (2009). Borderline Personality Disorder: A Clinical Guide. American Psychiatric Publishing.
  • Ronningstam, E. (2005). Identifying and Understanding the Narcissistic Personality. Oxford University Press.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Isi form berikut untuk berlangganan artikel terbaru Edukasi NPD