Pemimpin Narsistik Apakah Efektif atau Justru Merusak?

Pemimpin Narsistik Apakah Efektif atau Justru Merusak

edukasinpd.com – Pernah nggak sih kamu bertemu dengan seseorang yang super percaya diri, selalu tampil menonjol, dan kelihatan punya karisma alami yang bikin orang-orang langsung terpikat? Mungkin orang itu adalah atasanmu, tokoh publik yang kamu ikuti, atau bahkan teman nongkrongmu sendiri. Tapi tunggu dulu—apakah itu artinya dia otomatis cocok jadi pemimpin?

Sebelum kita membahas lebih jauh, yuk kenalan dulu dengan istilah narsisisme. Dalam psikologi, narsisisme adalah pola pikir dan perilaku yang ditandai oleh perasaan superioritas, kebutuhan akan pujian, dan kurangnya empati terhadap orang lain. Tapi narsisisme juga ada di spektrum, lho. Artinya, nggak semua orang narsis langsung punya gangguan kepribadian narsistik atau Narcissistic Personality Disorder (NPD).

Sekarang pertanyaannya: apakah orang dengan sifat narsistik bisa jadi pemimpin yang baik? Jawabannya nggak sesederhana “iya” atau “nggak”—karena semuanya tergantung pada konteks, kadar narsisisme, dan gaya kepemimpinan yang diterapkan.

Daya Tarik Awal Seorang Narsisis

Salah satu alasan kenapa narsisis sering terlihat cocok jadi pemimpin adalah karena mereka punya percaya diri tinggi, ambisi besar, dan kemampuan memengaruhi orang lain. Dalam banyak organisasi, sifat-sifat ini sering disalahartikan sebagai tanda “calon pemimpin yang kuat”.

Bahkan menurut sebuah studi dari Brunell et al. (2008), narsisis cenderung lebih cepat muncul sebagai pemimpin dalam kelompok baru karena mereka tampak lebih seperti pemimpin di mata orang lain. Karisma, suara yang lantang, dan sikap dominan memang bisa memberikan kesan awal yang meyakinkan.

Tapi, apakah kesan pertama itu cukup?

Tunggu dulu jawabannya di Bagian 2, karena kita akan mulai mengulik sisi gelap kepemimpinan narsistik yang kadang nggak kelihatan di awal, tapi berdampak besar dalam jangka panjang.

Baca Juga:  Apakah Narsisis Cenderung Menjadi Pemimpin? Fakta atau Mitos?

Stay tuned, karena memahami ini bisa bikin kamu lebih jeli dalam mengenali dan membangun kepemimpinan yang sehat!

Sisi Gelap di Balik Karisma: Risiko Kepemimpinan Narsistik

Oke, kita sudah bahas soal pesona awal para narsisis. Tapi seperti kata pepatah, “don’t judge a book by its cover.” Karisma dan percaya diri memang bisa bikin seseorang terlihat cocok jadi pemimpin. Tapi kalau sifat-sifat narsistik ini dominan dan tidak dikendalikan, bisa jadi bumerang—nggak cuma buat dirinya, tapi juga tim dan organisasi secara keseluruhan.

Kepemimpinan yang Kurang Empati

Salah satu ciri utama narsisis adalah kurangnya empati. Dalam dunia kepemimpinan, ini bisa menjadi masalah besar. Pemimpin yang tidak mampu memahami atau peduli dengan perasaan dan kebutuhan timnya, akan kesulitan membangun kepercayaan dan kolaborasi yang sehat.

Bahkan menurut penelitian dari Rosenthal & Pittinsky (2006), narsisis memang bisa memberikan kesan positif di awal, tapi hubungan mereka dengan tim cenderung memburuk seiring waktu. Karyawan mulai merasa tidak dihargai, dimanipulasi, bahkan kelelahan secara emosional.

Sulit Menerima Kritik

Narsisis umumnya sulit menerima kritik. Mereka bisa merespons dengan marah, menyalahkan orang lain, atau menolak bertanggung jawab. Padahal dalam proses kepemimpinan, kemampuan untuk menerima masukan dan melakukan evaluasi diri itu penting banget untuk pertumbuhan—baik bagi diri sendiri maupun tim.

Kinerja Tim Bisa Terancam

Dalam jangka panjang, kepemimpinan narsistik bisa menimbulkan masalah seperti tingkat turnover yang tinggi, moral tim yang rendah, bahkan konflik internal yang bikin produktivitas menurun. Studi dari Grijalva et al. (2015) juga menunjukkan bahwa meskipun narsisis bisa tampil menonjol di awal, tingkat efektivitas kepemimpinan mereka cenderung menurun seiring waktu.

Jadi, meskipun di awal narsisis terlihat seperti “the next big boss”, realitanya bisa sangat berbeda jika sifat narsistiknya tidak dikelola dengan baik.

Baca Juga:  Rahasia Sukses Narsisis di Dunia Kerja yang Kompetitif

Terus, berarti semua narsisis pasti buruk dong? Eits, belum tentu! Yuk kita bahas di Bagian 3, soal spektrum narsisisme dan bagaimana mencari keseimbangan dalam kepemimpinan yang sehat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Isi form berikut untuk berlangganan artikel terbaru Edukasi NPD