edukasinpd.com – Ketika menjalani hubungan dengan seseorang yang memiliki kecenderungan narsistik atau bahkan Narcissistic Personality Disorder (NPD), mungkin ada satu pertanyaan besar yang terus menghantui: Bisakah mereka berubah? Ini adalah pertanyaan yang sering muncul, terutama karena hubungan dengan seorang narsisis sering kali terasa seperti rollercoaster emosional—sulit untuk dilepaskan, tetapi juga melelahkan untuk bertahan.
Mari kita bahas secara jujur dan manusiawi, tanpa jargon rumit, agar Anda bisa memahami apa yang sebenarnya terjadi dan mengambil langkah yang tepat untuk diri Anda sendiri.
Apa Itu Narcissistic Personality Disorder (NPD)?
NPD adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan pola perilaku tertentu, seperti kebutuhan besar akan pujian, kurangnya empati terhadap orang lain, dan perasaan superioritas yang berlebihan. Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), seseorang dengan NPD cenderung memiliki rasa penting diri yang ekstrem, kesulitan menerima kritik, dan sering memanfaatkan orang lain untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka.
Namun, penting untuk diingat bahwa NPD adalah spektrum. Tidak semua orang dengan sifat narsistik memiliki NPD, dan intensitas perilaku narsistik dapat berbeda-beda pada setiap individu.
Harapan untuk Perubahan: Apakah Mungkin?
Jawaban singkatnya: mungkin, tapi sangat sulit.
Mengapa sulit? Karena inti dari kepribadian narsistik sering kali adalah ketidakmampuan untuk melihat diri mereka sebagai bagian dari masalah. Bagi seorang narsisis, mengakui bahwa mereka perlu berubah berarti mengakui kelemahan, dan ini bertentangan langsung dengan cara mereka memandang diri sendiri.
Studi yang relevan: Sebuah penelitian dari Personality Disorders: Theory, Research, and Treatment (2018) menemukan bahwa orang dengan NPD sering kali memiliki kesadaran diri yang rendah dan jarang mencari bantuan kecuali mereka menghadapi konsekuensi besar dalam hidup mereka, seperti kehilangan hubungan atau pekerjaan. Bahkan ketika mereka mencari terapi, motivasi mereka mungkin lebih berpusat pada mengatasi “gejala” tertentu (misalnya, kemarahan atau stres), bukan pada transformasi diri secara mendalam.
Apa yang Dibutuhkan untuk Perubahan?
Jika pasangan Anda memiliki sifat narsistik, perubahan hanya mungkin terjadi jika:
- Mereka menyadari masalahnya.
Ini adalah langkah pertama yang krusial. Tanpa kesadaran diri, mereka tidak akan melihat perlunya perubahan. Sayangnya, narsisis sering kali defensif terhadap kritik, sehingga sulit bagi mereka untuk mengakui bahwa ada sesuatu yang salah. - Ada komitmen kuat untuk menjalani terapi.
Pendekatan terapi yang efektif biasanya melibatkan psychodynamic therapy atau cognitive-behavioral therapy (CBT). Namun, perubahan hanya akan terjadi jika narsisis mau terlibat secara mendalam dan jujur dalam proses terapi. - Anda menetapkan batasan yang jelas.
Salah satu cara untuk “memaksa” mereka menghadapi kenyataan adalah dengan menunjukkan konsekuensi nyata dari tindakan mereka. Misalnya, jika mereka terus bersikap manipulatif, Anda harus siap untuk menetapkan batasan tegas.
Fakta yang Harus Anda Hadapi
Meskipun perubahan itu mungkin, ada beberapa fakta yang perlu Anda pertimbangkan:
- Perubahan sering kali membutuhkan waktu lama.
Perubahan pada tingkat kepribadian bukanlah sesuatu yang bisa terjadi dalam semalam, bahkan dengan terapi yang intensif. Anda harus bertanya pada diri sendiri: Apakah saya bersedia menunggu? - Tidak semua narsisis ingin berubah.
Banyak narsisis merasa puas dengan cara mereka menjalani hidup, meskipun itu menyakitkan bagi orang-orang di sekitar mereka. - Fokuskan pada diri Anda sendiri.
Ketika Anda terus-menerus mencoba “memperbaiki” pasangan narsisis, Anda mungkin mengabaikan kebutuhan emosional Anda sendiri. Seperti yang dikatakan oleh psikolog terkenal, Dr. Ramani Durvasula, “Don’t lose yourself in their story.”
Jadi, Apa yang Harus Dilakukan?
Langkah pertama adalah memutuskan apa yang Anda butuhkan dan apa yang layak Anda dapatkan dalam sebuah hubungan. Anda tidak bisa memaksa seseorang untuk berubah, terutama jika mereka tidak siap. Tetapi Anda memiliki kendali penuh atas bagaimana Anda merespons dan melindungi diri Anda sendiri.
Jika Anda ingin tetap berada dalam hubungan ini, pastikan Anda memiliki sistem dukungan yang kuat, baik itu teman, keluarga, atau terapis yang dapat membantu Anda menjaga keseimbangan emosional.
Namun, jika hubungan ini sudah terlalu merugikan kesehatan mental Anda, jangan takut untuk melepaskan diri. Ingat, cinta yang sehat tidak pernah membuat Anda merasa hancur atau hilang arah.
Penutup: Keputusan Ada di Tangan Anda
Apakah pasangan narsisis bisa berubah? Jawabannya tidak hitam-putih. Beberapa mungkin bisa, tetapi banyak yang tidak mau atau tidak mampu melakukannya. Pada akhirnya, yang paling penting adalah memastikan bahwa Anda tetap memprioritaskan kesejahteraan dan kebahagiaan Anda sendiri.
Seperti kata pepatah, “You can’t pour from an empty cup.” Jadi, isi “gelas” Anda dulu sebelum mencoba membantu orang lain.
Referensi:
- American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (5th ed.).
- Ronningstam, E. (2018). “Pathological Narcissism and Narcissistic Personality Disorder.” Personality Disorders: Theory, Research, and Treatment.
- Durvasula, R. (2015). Should I Stay or Should I Go? Surviving a Relationship with a Narcissist.
Semoga artikel ini membantu Anda memahami situasi yang sedang Anda hadapi. Ingat, Anda tidak sendirian, dan ada banyak sumber daya serta dukungan yang bisa Anda dapatkan! 😊