Halo, Sahabat edukasiNPD.com! Bunda Nunki kembali hadir untuk berbagi informasi penting tentang Narcissistic Personality Disorder (NPD). Hari ini, kita akan mengupas tuntas satu ciri khas yang sangat mencolok dari orang dengan sifat narsisis saat berbicara. Yuk, simak baik-baik agar kita semua lebih paham dan bisa mengenali ciri ini dalam kehidupan sehari-hari.
Apa Itu Narcissistic Personality Disorder (NPD)?
Sebelum kita membahas ciri khas narsisis saat berbicara, mari kita pahami dulu apa itu NPD. Narcissistic Personality Disorder, atau gangguan kepribadian narsistik, adalah kondisi di mana seseorang memiliki perasaan superioritas yang berlebihan dan sangat membutuhkan pujian. Mereka kerap kali menunjukkan kurangnya empati terhadap orang lain, merasa diri paling penting, dan memiliki keinginan besar untuk diperhatikan.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5), orang dengan NPD memiliki setidaknya lima dari sembilan gejala utama, termasuk rasa diri yang berlebihan, kebutuhan akan kekaguman, dan kecenderungan untuk memanfaatkan orang lain demi keuntungan pribadi. Salah satu ciri yang sangat mencolok adalah cara mereka berbicara. Nah, apa saja yang perlu kita ketahui? Yuk, kita bahas!
Ciri Khas Narsisis Saat Berbicara: Selalu Mengarahkan Pembicaraan ke Diri Sendiri
Bayangkan kamu sedang berbincang dengan seseorang dan membicarakan topik seru, misalnya liburan atau pekerjaan. Orang dengan ciri narsisis akan segera mengarahkan pembicaraan kembali ke diri mereka sendiri, seolah-olah hanya mereka yang menarik atau penting. Topik apapun yang sedang dibahas, mereka akan segera mengaitkannya dengan pengalaman atau pendapat pribadi mereka.
Mengapa Mereka Selalu Mengarahkan Pembicaraan ke Diri Sendiri?
Ada beberapa alasan psikologis di balik kecenderungan ini. Orang dengan NPD merasa bahwa mereka harus selalu menjadi pusat perhatian dan merasa bahwa dunia berputar di sekitar mereka. Hal ini terkait dengan konsep “grandiosity” atau rasa superioritas yang berlebihan. Mereka percaya bahwa pengalaman atau opini mereka lebih penting atau lebih menarik daripada orang lain. Dalam istilah psikologi, perilaku ini sering disebut sebagai “conversational narcissism” atau narsisisme dalam percakapan.
Menurut Dr. W. Keith Campbell, seorang profesor psikologi yang banyak meneliti narsisisme, orang narsisis seringkali tidak menyadari bahwa perilaku ini dianggap mengganggu atau tidak sopan. Mereka merasa berhak untuk mendominasi percakapan karena mereka percaya bahwa diri mereka lebih unggul.
Bagaimana Cara Mengenali Perilaku Ini?
Perilaku ini bisa dikenali dari beberapa ciri, di antaranya:
- Cepat Mengalihkan Topik ke Diri Sendiri
Apapun topik yang sedang dibicarakan, mereka akan menemukan cara untuk mengaitkannya dengan pengalaman pribadi atau pendapat mereka. Misalnya, jika kamu bercerita tentang liburan, mereka akan langsung berbicara tentang liburan mereka sendiri yang menurut mereka lebih menarik atau lebih istimewa. - Memotong Pembicaraan
Mereka tidak segan-segan memotong pembicaraan untuk mengarahkan fokus kembali pada diri mereka. Hal ini menunjukkan kurangnya empati dan ketidaksabaran dalam mendengarkan orang lain. - Minim Rasa Ingin Tahu
Mereka jarang bertanya balik atau menunjukkan ketertarikan pada pengalaman atau cerita orang lain. Kalaupun mereka bertanya, itu hanya sekadar formalitas agar bisa mengarahkan percakapan kembali ke diri mereka.
Mengapa Pola Ini Berbahaya dalam Interaksi Sosial?
Perilaku ini sering kali membuat orang lain merasa tidak dihargai dan tidak didengarkan. Dalam jangka panjang, interaksi dengan orang narsisis dapat menyebabkan ketidakseimbangan dalam hubungan, karena hanya ada satu pihak yang terus-menerus merasa penting. Orang yang sering berinteraksi dengan narsisis mungkin merasa lelah secara emosional, karena mereka terus-menerus diabaikan dan tidak diberikan kesempatan untuk didengar.
Menurut artikel dalam Journal of Personality and Social Psychology, narsisisme dalam percakapan dapat merusak hubungan karena berkurangnya rasa keterhubungan emosional antara para pihak yang terlibat . Hubungan menjadi kurang bermakna karena narsisis cenderung hanya fokus pada diri mereka, sehingga mengabaikan kebutuhan emosional orang lain.
Apa yang Bisa Dilakukan?
Jika kamu mengenali ciri ini dalam diri seseorang yang dekat denganmu, penting untuk tidak langsung mengkonfrontasinya. Seringkali, orang narsisis tidak menyadari bahwa mereka bersikap demikian. Kamu bisa mencoba beberapa pendekatan berikut:
- Tetapkan Batasan
Bila percakapan terasa terlalu mendominasi, alihkan pembicaraan dengan sopan dan pertahankan batasan tentang apa yang ingin kamu bahas. - Alihkan Fokus ke Topik yang Netral
Jika narsisis mulai mendominasi, coba alihkan pembicaraan ke topik yang tidak terlalu memungkinkan mereka untuk menonjolkan diri, misalnya tentang berita terkini atau topik umum. - Jangan Terlalu Mengharapkan Timbal Balik Emosional
Dengan memahami sifat narsisisme, kita bisa lebih realistis dalam mengharapkan respons dari mereka. Hal ini akan mengurangi kekecewaan saat mereka tidak menunjukkan ketertarikan pada pengalaman kita.
Kesimpulan
Mengenali dan memahami ciri-ciri perilaku narsisis saat berbicara adalah langkah awal yang penting dalam membangun interaksi yang sehat. Dengan begitu, kita bisa lebih siap menghadapi orang dengan ciri tersebut tanpa merasa tertekan atau terpinggirkan. Ingat, Sahabat edukasiNPD.com, semakin kita paham akan karakteristik NPD, semakin kita mampu menjaga diri dan hubungan sosial kita dengan baik.
Semoga artikel ini bermanfaat dan menambah wawasan kalian semua! Jika ada yang ingin ditanyakan atau dibahas lebih lanjut, jangan ragu untuk meninggalkan komentar ya!
Referensi:
- Campbell, W.K., & Foster, J.D. (2007). “The Narcissism Epidemic: Living in the Age of Entitlement.” Journal of Personality and Social Psychology, 92(5), 1021-1037.