edukasinpd.com – Halo, Sahabat edukasinpd.com! Di artikel ini, Bunda Nunki akan membahas tentang mengapa orang dengan Narcissistic Personality Disorder (NPD) sering kali mengklaim prestasi orang lain sebagai milik mereka. Fenomena ini bisa bikin kita geleng-geleng kepala, tapi mari kita coba pahami dari sudut pandang psikologi. Yuk, kita simak!
Apa Itu Narcissistic Personality Disorder (NPD)?
Narcissistic Personality Disorder atau NPD adalah gangguan kepribadian di mana seseorang memiliki kebutuhan besar untuk dikagumi, memiliki rasa keunggulan yang berlebihan, dan sering kali kurang memiliki empati terhadap orang lain. Menurut American Psychiatric Association, NPD merupakan salah satu dari beberapa gangguan kepribadian yang dapat sangat memengaruhi cara seseorang berpikir, merasa, dan berperilaku.
Orang dengan NPD sering merasa superior dan membutuhkan pengakuan terus-menerus. Namun, mereka sebenarnya memiliki rasa tidak aman yang mendalam dan sering menggunakan berbagai strategi untuk menutupi perasaan tersebut. Salah satunya adalah dengan mengklaim prestasi orang lain sebagai milik mereka.
Mengapa Narsisis Mengklaim Prestasi Orang Lain?
- Kebutuhan Mendalam untuk Dikagumi Orang dengan NPD sering merasa bahwa mereka harus selalu terlihat cemerlang dan luar biasa. Mereka ingin mendapatkan perhatian dan pujian dari orang lain sebagai bentuk validasi. Ketika mereka melihat seseorang di sekitarnya meraih kesuksesan atau prestasi, mereka mungkin merasa “terancam” dan tergoda untuk mengambil kredit tersebut agar tetap menjadi pusat perhatian. Sebuah studi yang dilakukan oleh Campbell et al. (2002) menunjukkan bahwa orang narsisis memiliki dorongan besar untuk mencari pujian dan pengakuan demi menjaga citra diri mereka yang ideal.
- Rasa Keunggulan yang Berlebihan Orang dengan NPD memiliki keyakinan bahwa mereka lebih hebat dari orang lain. Mereka cenderung merasa bahwa mereka pantas mendapatkan segala hal yang terbaik, termasuk kredit atas prestasi, meskipun sebenarnya bukan mereka yang mencapainya. Menurut Mayo Clinic, ini adalah bagian dari perilaku narsisis yang berakar pada perasaan berhak atau entitlement.
- Kurangnya Empati Narsisis sering kali kesulitan untuk merasakan atau memahami perasaan orang lain. Karena itu, mereka bisa mengambil kredit atau klaim atas prestasi orang lain tanpa merasa bersalah atau khawatir akan dampaknya. Kurangnya empati ini membuat mereka sulit memahami bahwa tindakan tersebut bisa melukai perasaan orang lain.
- Upaya Menutupi Rasa Tidak Aman Meskipun terlihat sangat percaya diri, orang dengan NPD sebenarnya memiliki ketidakamanan yang mendalam. Mereka menggunakan klaim prestasi sebagai cara untuk menutupi rasa tidak aman ini. Menurut psikiater Dr. Craig Malkin dalam bukunya Rethinking Narcissism, narsisis sering kali menggunakan manipulasi dan kebohongan sebagai cara untuk melindungi ego mereka yang rapuh.
Bagaimana Menyikapi Orang dengan NPD yang Suka Mengklaim Prestasi?
Menghadapi orang dengan NPD bisa menjadi tantangan, terutama jika mereka sering kali mengklaim prestasi yang bukan miliknya. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan:
- Tetap Tenang dan Jangan Terpancing Emosi: Saat berhadapan dengan narsisis, penting untuk tidak terbawa emosi. Mereka cenderung menggunakan reaksi emosional orang lain untuk mendapatkan perhatian lebih.
- Klarifikasi dengan Tenang: Jika memungkinkan, coba klarifikasi dengan tenang mengenai fakta-fakta yang ada. Menghindari konfrontasi langsung bisa menjadi cara yang lebih aman, tetapi tetap mempertahankan kebenaran adalah hal penting.
- Tetapkan Batasan yang Jelas: Jika narsisis ini adalah bagian dari kehidupan sehari-hari, seperti teman kerja atau keluarga, penting untuk menetapkan batasan yang jelas tentang perilaku yang dapat diterima.
- Cari Dukungan dari Orang Terdekat: Berbicara dengan orang lain yang memahami situasi bisa memberikan dukungan moral. Dalam beberapa kasus, berkonsultasi dengan psikolog profesional juga bisa membantu dalam menghadapi perilaku narsisis.
Apakah Orang dengan NPD Bisa Berubah?
Banyak yang bertanya apakah orang dengan NPD bisa berubah atau bahkan sembuh. Perlu diingat bahwa NPD adalah gangguan kepribadian yang mendalam dan kompleks. Namun, dengan terapi yang tepat dan komitmen dari individu yang bersangkutan, perilaku narsisis bisa dikelola dan dikurangi. Terapi yang sering direkomendasikan untuk orang dengan NPD adalah terapi kognitif perilaku (CBT) atau psikoterapi yang fokus pada peningkatan empati dan introspeksi.
Jadi, meskipun tidak mudah, perubahan itu mungkin saja. Namun, butuh kesabaran dan pendekatan yang tepat. Orang dengan NPD harus mau mengakui bahwa mereka punya masalah dan bersedia untuk bekerja keras dalam proses terapinya.
Kesimpulan
Narcissistic Personality Disorder adalah gangguan yang bisa sangat mempengaruhi hubungan sosial seseorang. Keinginan untuk selalu dikagumi dan kurangnya empati membuat orang dengan NPD kerap kali mengklaim prestasi orang lain sebagai milik mereka sendiri. Memahami alasan di balik perilaku ini bisa membantu kita untuk lebih siap dalam menghadapi narsisis di sekitar kita.
Jika Sahabat edukasinpd.com tertarik untuk mendalami lebih jauh atau butuh bantuan profesional, jangan ragu untuk berkonsultasi. Pahami bahwa perilaku narsisis sering kali rumit, tetapi bukan berarti tidak bisa diatasi. Semoga informasi ini bermanfaat dan bisa menambah wawasan Sahabat semua!
Referensi:
- Campbell, W. K., et al. (2002). “A Narcissistic Personality Inventory.” Journal of Personality and Social Psychology.
- Mayo Clinic. “Narcissistic Personality Disorder.” Mayo Clinic.
- Malkin, C. (2015). Rethinking Narcissism: The Bad — and Surprising Good — About Feeling Special.